Obat
kardiovaskuler merupakan kelompok obat yang mempengaruhi &
memperbaiki sistem kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah ) secara
langsung ataupun tidak langsung
- Jantung dan pembuluh darah merupakan organ tubuh yang mengatur peredaran darah sehingga kebutuhan makanan dan sisa metabolisme jaringan dapat terangkut dengan baik.
- Jantung sebagai organ pemompa darah sedangkan pembuluh darah sebagai penyalur darah ke jaringan.
- Sistem kardiovaskuler dikendalikan oleh sistem saraf otonom melalui nodus SA, nodus AV, berkas His, dan serabut Purkinye.
- Pembuluh darah juga dipengaruhi sistem saraf otonom melalui saraf simpatis dan parasimpatis.
- Setiap gangguan dalam sistem tersebut akan mengakibatkan kelainan pada sistem kardiovaskuler.
- Obat kardiovaskuler: adalah obat yang digunakan untuk kelainan jantung dan pembuluh darah.
Obat kardiovaskuler dibedakan:
a. Obat Antiangina
- Obat Antiaritmia
- Obat Glikosida
- Obat Antihipertensi
A. ANTIANGINA
Angina
pektoris adalah nyeri dada hebat yang terjadi ketika aliran darah
koroner tidak cukup memberikan oksigen yang dibutuhkan oleh jantung,
Kondisi yang paling sering melibatkan Iskemia jaringan dimana obat-obat
vasilisator digunakan, Antiangina adalah obat untuk angina pectoris
(ketidak seimbangan antara permintaan (demand)) dan penyediaan (supply)
oksigen pada salah satu bagian jantung.
v SEJARAH
Angina
pektoris pertama kali dijelaskan sebagai suatu penyakit klinik
tersendiri oleh Wiliam Heberden di akhir pertengahan abad ke 18.Pada
pertengahan kedua abad ke 19 ditemukan bahwa amil nitrit memberikan
penyembuhan yang sementara.Tetapi pengobatan yang efektif terhadap
serangan akut angina pektoris baru mungkin setelah diperkenalkan
nitrogliserin pada tahun 1879.Selanjutnya banyak vasilidator lain
,(misalnya : teofilin,papaverin) Diperkenalkan untuk pengobatan angina.
Namun ketika di uji klinik bersama ganda,ditemukan bahwa obat-obat
nonnitrat tersebut ternyata tidak lebih baik daripada plasebo.
Kenyataannya beeberapa penelitian klasik terhadap efek plasebo dilakukan
pada penderita-penderita angina. Dengan diperkenalkannya obat- obat
penghambat beta, profilaksis terapi terhadap angina bisa dilakukan.
Akhir-akhir ini ,kalsium antagonis telah ditunjuk berguna untuk
pencegahan serangan angina, khususnya pada angina varian.
Penyebab angina:
· Kebutuhan O2 meningkat → exercise berlebihan
- Penyediaan O2 menurun → sumbatan vaskuler
Cara kerja Antiangina:
- Menurunkan kebutuhan jantung akan oksigen dengan jalan menurunkan kerjanya. (penyekat reseptor beta)
- Melebarkan pembuluh darah koroner → memperlancar aliran darah (vasodilator)
- Kombinasi keduanya
Obat Antiangina:
- Nitrat organik
- Beta bloker
- Calsium antagonis
FARMAKODINAMIK
Khasiat farmakologik:
- Dilatasi pembuluh darah → dapat menyebabkan hipotensi → sinkop
- Relaksasi otot polos → nitrat organik membentuk NO → menstimulasi guanilat siklase → kadar siklik-GMP meningkat → relaksasi otot polos (vasodilatasi)
- Menghilangkan nyeri dada → bukan disebabkan vasodilatasi, tetapi karena menurunya kerja jantung
- Pada dosis tinggi dan pemberian cepat → venodilatasi dan dilatasi arteriole perifer → tekanan sistol dan diastol menurun , curah jantung menurun dan frekuensi jantung meningkat (takikardi)
- Efek hipotensi terutama pada posisi berdiri → karena semakin banyak darah yang menggumpul di vena → curah darah jantung menurun
- Menurunya kerja jantung akibat efek dilatasi pembuluh darah sistemik → penurunan aliran darah balik ke jantung
- Nitrovasodilator menimbulkan relaksasi pada hampir semua otot polos: bronkus, saluran empedu, cerna, tetapi efeknya sekilas → tidak digunakan di klinik
Farmakokinetik
- Metabolisme nitrat organik terjadi di hati
- Kadar puncak 4 menit setelah pemberian sublingual
- Ekskresi sebagian besar lewat ginjal
Sediaan dan Posologi
- Untuk serangan, baik digunakan sediaan sublingual: isosorbit dinitrat 30%: 2,5 – 10 mg dan nitrogliserin 38%: 0,15 – 0,6 mg
- Untuk pencegahan digunakan sediaan per oral: kadar puncak 60 – 90 menit, lama kerja 3 – 6 jam
- Par enteral (IV) baik digunakan untuk vasospasme koroner dan angina pectoris tidak stabil, angina akut dan gagal jantung kongestif
- Salep untuk profilaksis: puncak 60 menit, lama kerja 4 – 8 jam
Sediaan
Nitrat kerja singkat (serangan akut)
- Sediaan sublingual (nitrogliserin, isosorbit dinitrat, eritritil tetranitrat)
- Amil nitrit inhalasi
Nitrat kerja lama:
- Sediaan oral (nitrogliserin, isosorbit dinitrat, eritritil tetranitrat, penta eritritol tetranitrat)
- Nitrogliserin topikal (salep 2%, transdermal)
- Nitrogliserin transmucosal/buccal
- Nitrogliserin invus intravena
Efek Samping
- Efek samping: sakit kepala, hipotensi, meningkatnya daerah ischaemia
Indikasi:
- Angina pectoris
- Gagal jantung kongestif
- Infark jantung
Beta Blocker
- Beta bloker adalah obat yang memblok reseptor beta dan tidak mempengaruhi reseptor alfa
- Beta Bloker menghambat pengaruh epineprin → frekuensi denyut jantung menurun
- Beta bloker → meningkatkan supply O2 miokard → perfusi subendokard meningkat
B. ANTIARITMIA
Aritmia
jantung adalah masalah yang sering terjadi dalam praktik klinis, yang
timbul hingga 25% dari pasien yang diobati dengan digitalis, 50% dari
pasien-pasien yang dianestesi, dan lebiuh dari 80% pasien dengan
infarktus miokardium akut. Beberapa aritmia dapat memicu ganguan irama
jantng yang lebih serius atau bahkan gangguan irama yang mematikan
misalnya, depolarisasi ventrikuler premature yang dini dapat memicu
timbulnya fibrilasi ventrikuler. Pada pasien tersebut obat antiaritmia
diduga dapat menyelamatkan kehidupan. Sebaliknya resiko penggunaan obat
aritmia dan khuisusnya kenyataan bahwa obat tersebut (secara paradoksal)
dapt memicu timbulnya aritmia yang lebih fatal pada beberapa pasien
telah menyebabkan peninjauan kembali resiko manfaat relative
penggunanya.
Mekanisme Kerja
Aritmia disebabkan karena aktivitas pacu jantung yang abnormal atu
penyebaran impuls abnormal. Pengobatan aritmia bertujuan bertujuan
mengurangi aktivitas pacu jantungektopik dan memperbaiki hantaran atau
pada sirkuit reentry yang membandel ke pergerakan melingkar yang
melumpuhkan.Mekanisme utama untuk mencapai tujuan adalah 1. Hambatan
saluran natrium. 2. Hambatan efek otonom simpatis pada jantung. 3.
Perpanjangan periode refrakter yang efektif, dan 4. Hambatan pada
saluran kalsium.
Obat antiaritmia menurunkan otomatisitas pacu jantung ektropik lebih
daripada nodus sinoatrial. Hal ini terutama dicapai dengan menghambat
secara selektif saluran natrium atau saluran kalsium daripada sel yang
didepolarisasi. Obat penghambat saluran yang berguna untuk pengobatan
mempunyai afinitas tinggi untuk saluran aktif (yaitu selama fase 0)
atau saluran inaktif (selama fase 2) tetapi afinitasnya sangat rendah
untuk saluran lainnya.Karena itu, obat ini menghambat aktifitas listrik
apabila ada takikardia yang cepat (banyak saluran aktif dan tidak aktif
per satuan waktu) atau ada potensial istirahat hilang secara bermakna
(banyak saluran tidak aktif selama istirahat).Kerja tersebut sering
digambarkan sebagai “ use dependent atau state dependent “ yaitu saluran
yang sering digunakan atau dalam status inaktif,yang lebuh mudah
dihambat. Saluran dalam sel normal yang dihambat oleh obat selama siklus
normal aktif atau tidak aktif akan segera melepaskan obat dari reseptor
selama bagian siklus istirahat. Saluran dalam otot jantung yang
didepolarisasi secara kronis (yaitu mempunyai potensial istirahat lebih
positif dari pada -75mV ) akan pulih dari hambatan secara sangat lambat .
Pada aritmia reentry, yang tergantung pada hantaran yang tertekan
secara kritis, kebanyakan obat antiaritmia memperlambat hantaran lebih
lanjut melalui satu atu kedua mekanisme
Farmakodinamik
- Beta bloker menghambat efek obat adrenergik, baik NE dan epi endogen maupun obat adrenergik eksogen
- Beta bloker kardioselektif artinya mempunyai afinitas yang lebih besar terhadap reseptor beta-1 daripada beta-2
- Propanolol, oksprenolol, alprenolol, asebutolol, metoprolol, pindolol dan labetolol mempunyai efek MSA (membrane stabilizing actvity) → efek anastesik lokal
- Kardiovaskuler: mengurangi denyut jantung dan kontraktilitas miokard
- Menurunkan tekanan darah
- Antiaritmia: mengurangi denyut dan aktivitas fokus ektopik
- Menghambat efek vasodilatasi, efek tremor (melalui reseptor beta-2)
- Efek bronkospasme (hati2 pada asma)
- Menghambat glikogenolisis di hati
- Menghambat aktivasi enzim lipase
- Menghambat sekresi renin → antihipertensi
Farmakokinetik
- Beta bloker larut lemak (propanolol, alprenolol, oksprenolol, labetalol dan metoprolol) diabsorbsi baik (90%)
- Beta bloker larut air (sotolol, nadolol, atenolol) kurang baik absorbsinya
- Sediaan
- Kardioselektif: asebutolol, metoprolol, atenolol, bisoprolol
- Non kardioselektif: propanolol, timolol, nadolol, pindolol, oksprenolol, alprenolol
Contoh Obat :
- Propanolol: tab 10 dan 40 mg, kapsul lepas lambat 160 mg
- Alprenolol: tab 50 mg
- Oksprenolol: tab 40 mg, 80 mg, tab lepas lambat 80 mg
- Metoprolol: tab 50 dan 100 mg, tab lepas lambat 100 mg
- Bisoprolol: tab 5 mg
- Asebutolol: kap 200 mg dan tab 400 mg
- Pindolol: tab 5 dan 10 mg
- Nadolol: tab 40 dan 80 mg
- Atenolol: tab 50 dan 100 mg
Efek Samping
- Akibat efek farmakologisnya: bradikardi, blok AV, gagal jantung, bronkospasme
- Sal cerna: mual, muntah, diare, konstipasi
- Sentral: mimpi buruk, insomnia, halusinasi, rasa capai, pusing, depresi
- Alergi; rash, demam dan purpura
Dosis lebih: hipotensi, bradikardi, kejang, depresi
Indikasi Dan Kontraindikasi
Indikasi Dan Kontraindikasi
- Indikasi: angina pectoris, aritmia, hipertensi, infark miokard, kardiomiopati obstruktif hipertropik, feokromositoma (takikardi dan aritmia akibat tumor), tirotoksikosis, migren, glaukoma, ansietas
- Kontra indikasi: Penyakit Paru Obstruktif, Diabetes Militus (hipoglikemia), Penyakit Vaskuler, Disfungsi Jantung
C. GLIKOSIDA
Glikosida jantung (derivat digitalis dan obat sejenisnya) terdiri atas
senyawa steroid yang dapat meningkatkan curah hujan. Juga mempunyai efek
terhadap otot polos dan jaringan lainnya. Efek terapi utama pada gagal
jantung kongestif adalah peningkatan kontraktilitas jantung (efek
inotropik positif) yang memperbaiki ketidak seimbangan karena kegagalan
tersebut. Sekalipun demikian masih ada sejumlah keraguan evektivitas
jangka panjang glikosida jantung pada pasien gagal jantung. Telah ada
kesepakatan umum bahwa glikosida yang lazim digunakan mempunyai batas
keamanan yang sempit dan diperlukan senyawa yang kurang toksik dengan
efek inotropik positif. Berapa obat percobaan yang dipakai gagal
akut,termasuk penghambat fosfodiesterase dan beberapa obat perangsang
atrenoseptor-beta.
Glikosida Jantung
- Digitalis berasal dari daun Digitalis purpurea
- Digitalis adalah obat yang meningkatkan kontraksi miokardium
- Digitalis mempermudah masuknya Ca dari tempat penyimpananya di sarcolema kedalam sel →digitalis mempermudah kontraksi
- Digitalis menghambat kerja Na-K-ATP-ase → ion K didalam sel menurun → aritmia (diperberat jika dikombinasi dengan HCT)
Farmakodinamik
- Efek pada otot jantung: meningkatkan kontraksi
- Mekanisme kerjanya:
- Menghambat enzim Na, K ATP-ase
- Mempercepat masukanya Ca kedalam sel
- Efek pada payah jantung: menurunya tekanan vena, hilangnya edema, meningkatnya diuresis, ukuran jantung mengecil
- Konstriksi vaskuler, sal cerna (mual, muntah, diare), nyeri pada tempat suntukan (iritasi jaringan)
Farmakokinetik
- Absorbsi dipengaruhi makanan dalam lambung, obat (kaolin, pectin) serta pengosongan lambung
- Distribusi glikosida lambat
- Eliminasi melalui ginjal
Intoksikasi
- Keracunan biasanya terjadi karena:
- Pemberian dosis yang terlalu cepat
- Akumulasi akibat dosis penunjang yang terlalu besar
- Adanya predisposisi keracunan
Dosis berlebihan
- Gejala: sinus bradikardi, blokade SA node, takikardi ventrikel, fibrilasi ventrikel, gangguan neurologik (sakit kepala, letih, lesu, pusing, kelemahan otot), penglihatan kabur
Sediaan
- Tablet Lanatosid C (cedilanid) 0,25 mg
- Digoksin 0,25 mg
- Beta-metildigoksin 0,1 mg
D. ANTIHIPERTENSI
Suatu
penyebab khusus hipertensi hanya dapat ditemukan pada 10-15% penderita.
Penyebab yang bersifat individu untuk penderita. Penderita-penderita
yang tidak diketahui penyebabnya disebut penderita hipertensi esensial.
Umumnya peningkatan tekanan darah ini disertai penigkatan umum
resistensi darah untuk mengalir melalui arterioli,dengan curah jantung
yang normal. Peningkatanntekanan darah biasanya disebabkan kombinasi
berbagai kelainan(multifaktorial). Bukti-bukti epidermiologik
menunjukkan adanya faktor keturuna, ketegangan jiwa, faktor lingkungan
dan makanan mungkin sebagai kontributor berkembangnya hipertensi.
Anti Hipertensi
- Obat yang dipergunakan untuk menurunkan tekanan darah
Obat Antihipertensi dibedakan:
- Diuretik
- Beta bloker
- Alfa bloker
- Ca antagonist
- Penghambat ACE
- Penghambat saraf sentral
- Vasodilator
Klasifikasi HT
- Modifikasi pola hidup:
- Penurunan BB
- Aktivitas fisik teratur
- Pembatasan garam dan alkohol
- Berhenti merokok
Pilihan antihipertensi
- Diuretik atau beta bloker
- Penghambat ACE, antagonis Ca, alfa bloker, alfa,beta bloker
Tidak ada komentar:
Posting Komentar